NEBUS WETENG

NEBUS WETENG

Tidak ada komentar

NEBUS WETENG 

BY JAILANI

PEMBUKAAN 

Alhamdulilah termasuk hal yang harus kita  syukuri yaitu kita lahir di Negara Indonesia tercinta.Negara yang elok dengan segala keindahan alamnya keragaman kultur budayanya, dengan beraneka ragam suku, bahasa, adat istiadat, tradisi  yang tiada terhingga, negeri kita  Indonesia memilikinya. Keindahan alam, kekayaan bumi, keanekaragaman hewan,pepohonan menyatu dalam kehidupan masyarakat yang beragam yang penuh dengan sikaf toleransi, penuh dengan rasa cinta kasih sayang menyatu sebagian ungkapan rasa syukur kepada sang pemberi kehidupan. Ungkapan rasa syukur, harapan, doa, kenangan atas perjuangan para pendahulu dan lainnya dengan sendiri akan terbentuk dalam setiap individu masyarakat dalam setiapa suku yang ada di wilayah Indonesia. Syukur pada sang kholiq disertai harapan dan doa mengkristal dalam setiap ceremonial yang ada maka terbentuklah adat istiadat yang Indonesia banget.. yang artinya sangat berbhineka sesuai dengan cultur yang ada. 

NEBUS WETENG 

Tapi tentunya bagi kita umat  islam kita tetap punya landasan, kita bukanlah abnau zaman kita berusaha menjadai abnaul adyan, dan kita juga bukan orang yang  intoleran sehingga adat istiadat yang Indonesia banget itu kita beranguskan, kita musnahkan dengan alasan baku “tidak sesuai dengan sunah Rasul dengan pasal karet kullu bid’ah. Tentunya kita harus memahami kultur yang ada di sekitar kita dengan mencarikan solusi adakah unsur islami disana? Bertentangankah perbuatan tersebut dengan syariat islam, kita lihat sisi maslahah dan mafsadah yang ada serta mempertimbangkannya lalu selanjutnya meramu kembali dengan unsur islami sehingga adat istiadat tidak lagi menjadi hanya adat tapi berubah naik nilainya mengandung nilai ibadah yang tntunya kalau sudah demikian ini adalah bagian dari syariah. Karena kita di ciptakan Allah ta’ala tidak lain kecuali karena ibadah.

Adat tidak akan menjadi nilai ibadah kecuali dengan adanya tuntunan syariat dan tentunya menjadi seorang muslim yang baik itu harus  meninggalkan hal yang tidak penting baginya apalagi yang tidak termasuk dari bagian agama. Kita hargai nenek moyang kita yang telah menanamkan adat istiadat dan budaya yang begitu mengakar dalam kehidupan bermasyarakat. Diantara mereka tentunya banyak orang yang baik yang alim yang sangat paham beragama, kita lestarikan budaya Indonesia yang Islami tersebut karena sebagaimana yang di ungkapkan dalam satu maqolah Sayyid Muhammad bin Alwiy al Malikiy : “kebiasaan orang mulia adalah sebaik-baiknya kebiasaan “. 

Tentunya tidaklah etis kita mengikrarkan “aku cinta Indonesia “ tapi tidak mencintai apa yang ada di Indonesia dan kita berkeyakinan bahwa “hubbul wathon minal iman “   yang memang sepatutnya bagi kita insan yang punya iman untuk mencitai tanah airnya, tumpah darahnya serta segala apa yang terkandum didalamnya. Tempat yang dimana dia disitu kita mengenal tuhan yang maha Esa Allah subhanahu wa ta’ala yang menciptakan alam semesta dengan begitu indahnya, begitu eloknya, Penciptaan yang tanpa contoh sebelumnya, Allah al Kholiq al Badii’. 

Mungkin tidaklah berlebihan ketika seorang ulama menjadikan sang saka merah putih sebagai sajadah tempat sujudnya, dimana air mata bercucuran disela-sela sujudnya, dan tidaklah perbuatan yang ekstrim ketika seorang ulama berkata “NKRI harga mati”. Yang tentunya harus kita pikirkan dan renungkan hal apa yang telah kita lakukan untuk Indonesia, kemamfaatan apa yang telah berikan kita kepada masyarakat, warisan budaya  islami apakah yang akan kita tinggalkan untuk mereka, semoga kita menjadi golongan orang-orang yang meninggalkan warisa-warisan terbaik untuk anak cucu kita, masyarakat kita dalam kehidupan beragama dan bernegara.

Asal –usul 

Salah satu budaya yang ada di Negara tercinta Indonesia adalah Nebus weteng.Nebus weteng merupakan bahasa jawa dari asal kata nebus artinya menebus atau memenuhi bayaran atau meminta , weteng artinya perut. Nebus weteng merupakan salah satu adat istiadat di sebagian daerah di pulau jawa yang mana adat istiadat tersebut merupakan satu upacara yang berisikan tasyakuran, berdoa  yang berisikan harapan dan tafaulan baik dengan berbagai acara yang dilakukan. Sang empunya hajat waktu itu juga  mengumpulkan sanak family baik dekat atau pun jauh, tetangga, shahabat, para ulama, sesepuh masyarakat atau pun aparat pemerintahan.

Upacara ini dilakukan dengan syukuran di saat usia kandungan mencapai 7 bulan,berdoa dan berharap sang jabang bayi lahir dengan selamat. Untuk daerah lain upacara seperti ini di sebut dengan mithoni (7 bulannya ) atau nujuh bulanna ( untuk daerah sunda)

Perbandingan  maslahat dan mafsadah 

setiap adat istiadat ang dilakukan tentunya tidak lepas dari unsur maslahat dan mafsadah yang tentunya kita harus adail dalam mengsikafi.

Perlu menjadi landasan awal memang nebus weteng ini bukanlah ajaran dari Nabi akan tetapi ada maslahah yang ada di dalam upacara tersebut, diantaranya :

  • Forum silaturhim antar keluarga
  • Mengikatkan hubungan bertetangga
  • Bershodaqoh
  • Berdoa bersama-sama dengan beragam warna dengan yasinan, tahlilan, shalawatan, bacaan al qur’an dengan surat-surat tertentu, hataman al qur’an, pembacaan siroh nabawi
  • Penghargaan pada orangtua, sesepuh desa, atau kiai 
  • Membahagiakan anak-anak yang hadir dan lainnya.

Kemafsadahan yang terjadi dalam nebus weteng diantaranya yaitu : 
keyakinan bahwa yang tidak melakukan nebus weteng akan mendapat petaka,
memandikan sang calon ibu kadang dilakukan oleh laki-laki yang bukan mahramnya
memadikan sang calon ibu kadang di tempat terbuka yang mengakibatkan terlihatnya aurat sang calon ibu menyakini bahwa hal tersebut dilakukan langsung dari Nabi Saw.  mengkhususkan untuk berbuat baik hanya pada waktu-waktu tertentu.

Penutup 

Pada akhirnya nebus weteng itu adalah budaya yang sudah mengakar pada sebagian masyarakat Indonesia ,maka ketika budaya tersebut masih eksis berlangsung jadikanlah media dakwah, jadikanlah pembelajaran tentang syariat, jadikan satu ibadah, minimalisir mafsadah yang ada dengan tidak mnghilangkan mashlahah dan mamfaat yang terjadi.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.